Ternyata aku terlupa untuk membuat jurnal penutup #BukuUntuk2023. Resensi buku pertama di tahun 2024 sudah akan terposting, tetapi aku belum melihat adanya postingan tutup buku tahun kemarin. Pada akhirnya, aku susulkan di bulan ketiga ini. Sudah cukup telat, tetapi daripada tidak sama sekali. Tolong dimafhumi, pekerjaan pokok adalah kewajiban yang harus ditunaikan, sedangkan ihwal ini merupakan hobi dan kesenangan. Begitulah template yang kubuat tahun kemarin dan kugunakan kembali tahun ini.

Kilas Balik 

Tahun 2023 menjadi tahun ketujuh budaya tertib baca dengan melakukan penulisan review dari buku-buku yang aku baca. Cukup istiqomah, harapannya hal ini menjadi tradisi pribadi yang tidak goyah dalam keadaan apapun. Meskipun, buku yang terbaca berkurang. Tahun 2023 menandai capaian yang terendah dalam sejarah membacaku, angkanya daripada tahun kemarin masih bagusan #BukuUntuk2022.

Berbeda dengan tahun 2022, tahun kemarin terdapat alasan yang juga memperkuat berkurangnya capaian membacaku. Bergulat dalam tiga lembaga yang memiliki aktivitas masing-masing sangat menguras waktu. Eskapisme dengan membaca yang kuharapkan hanya terjadi beberapa saat saja karena seringkali eskapisme dilakukan dalam bentuk lain, seperti menonton atau bermain game.

Pekerjaan merupakan hal yang wajib untuk ditunaikan sehingga mengutamakannya adalah jalan satu-satunya yang kulakukan. Tiga tempat tersebut membuatku terpasung untuk berganti-ganti kegiatan sesuai pekerjaan yang diberikan. Terlebih hajat demokrasi yang menjadi konsentrasi utama, cukup menguras waktu.

Pola dari alur membaca dan review ku, kemungkinan tidak akan berubah. Sudah cukup memiliki pola yang jelas, hanya poles-poles dikit saja. Tidak ada hal-hal kebaruan dalam tradisi review ini. Akun yang kumiliki sudah cukup banyak, ditambah dengan Bookmory. Sehingga ada twitter (x), wordpress, instagram, goodread, dan bookmory. Menghidupkan mereka butuh effort yang tinggi di tengah gempuran pekerjaan. 

Harapan

2024 aku tetap meneruskan budaya baik ini sebagai konsekuensi sejarah. Meskipun, potensi buku yang akan terbaca dapat menurun. Keinginan untuk eskapisme menjadi sebuah dorongan kuat untuk terus membaca. Alasan yang rasional dan logis di tengah-tengah kejenuhan yang kemungkinan besar tercipta oleh suntuknya pekerjaan, selain menonton dan bermain game.

Semoga kelakuan menumpuk to be read dapat ditekan untuk menggila. Tentu saja, ini dalam rangka menyukseskan program baca-baca di tahun-tahun mendatang. Buku yang bertumpuk sudah bisa menghidupi dua musim panas. Perlu kesadaran penuh untuk mengurangi kebiasaan terlalu sering membeli. Belilah sesuai prioritas. 2023 dapat ditelusuri jikalau jarang sekali membeli buku. 

Tahun 2024 ini, aku memiliki agenda untuk operasi mengangkat pen yang terpasang di siku kiriku. Mungkin keajaiban menguras to be read akan dapat direalisasikan sambil melakukan pemulihan keadaan. Sebagaimana terjadi pada tahun 2021, ketika aku dioperasi pasca kecelakaan lalu lintas dulu..

Statistik

Perlu kiranya aku menghitung capaian #BukuUntuk2023 dan membandingkannya dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2023 menjadi angka yang capaiannya tidak terlalu baik. Bahkan daripada tahun 2020, tahun ini hanya dapat menuntaskan 9 buku. Sebetulnya, capaian ini dengan beban kerja pada tahun 2020 hampir sama. 2020 lalu, aku menjadi Panitia Pemungutan Suara Desa, sekarang 2023 aku menjadi Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan. 

Points scored

Lalu, apabila jumlah halaman dibuat dalam bentuk grafik, maka sangat terlihat ketimpangannya. Jauh dari capaian tahun-tahun sebelumnya. Jauh, dibawah angka standar minimal 4000 halaman per tahun. Bahkan lebih sedikit daripada #BukuUntuk2022. Ternyata juga masih sama dengan tahun 2021, ada selisih jumlah angka di goodreads dengan hitung manual. Apakah hal ini dapat diajukan sengketa hasil?

Points scored
Points scored

Soal selisih hitungan ini ada yang menarik. Ternyata antara 2021 dan 2022 tidak jauh beda selisihnya, sekitar 400-an halaman. Ukuran satu buku sendiri. Tetapi dalam rekap tertulis sesuai semua, jumlah buku yang terbaca di Goodreads tidak beda. 2023 unik, karena angka bedanya sangat tipis, tidak mencapai ukuran halaman novel. Tenang, meskipun argo Goodreads jalan, program kerja dari BSBD (Biro Statistik Buku Dalifnun) tetap jalan juga. Ngawekani kalau KPK memproses korupsi halaman tersebut.

Wasana

Pada akhirnya, tahun 2023 membuktikan satu hal. Jumlah standar dalam pola aku membaca buku yaitu 9 buku. Selain itu ada realita yang tidak terbantahkan, to be read menumpuk, perlu diselesaikan. Ini yang menjadi konsen besar 2024 ini dan seterusnya.

Terima kasih telah berkenan membaca ulasan di WordPress ku dan juga berbagai akun media sosialku, bil khusus Instagram. Sangat berterima kasih dan mengapresiasi atas kesetiaannya, semoga tidak bosan. Aku masih perlu diberikan masukan ataupun kritikan, agar semakin baik lagi. Jangan sungkan-sungkan. Aku bukan rezim otoriter kok, tenang saja.

Dengan jurnal penutup ini, maka aku akan menutup jurnal #BukuUntuk2023 dan membuka jurnal baru dengan tagar #BukuUntuk2024.