Aku memeluk malam sepeninggalmu
di bulan Juli yang sendu
lalu Agustus yang memilu
menyelimuti malam dengan dingin
Sepeninggalmu yang lalu
malam tak lagi desah
hanya menyisakan beberapa resah
tiada perjumpaan yang tiba
lalu memaknai perpisahan
untuk kembali datang
— memeluk malam
Namun, tak ada namamu terkubur
setelah kusiram dengan rutin
lalu tanda tumbuh dengan subur
namamu menjadi akar, bukan daun
tidak ada yang tercerabut
bukan pula, yang selalu gugur
Sepeninggalmu, malam dingin
lalu namamu menggigil
D.11.8.21
Leave a comment