Saat-saat bayangmu menghantui, aku memilih untuk datang menikmati
bukannya menyingkir atau beralih berjalan di pinggir
aku songsong bayangmu itu dengan segenap perasaanku padamu

Kenangan, satu-satunya hal yang terus menjadi ancaman
menjadikan aku sebagai bulan-bulanan
Dihajar habis-habisan
dikuras segenap kesadaran yang ada menuju jurang yang menganga
dihisapnya diriku yang separuh jiwanya hilang
separuh tubuhnya tercincang
dan aku, hanya bisa berteriak kencang dan panjang
mengabarkan duka laraku yang mengerang

Lara, tanggal sayangmu yang kau tinggalkan
berbekas menjadikan kubangan-kubangan yang sanggup dapat menjatuhkan
diriku yang tak lagi utuh, jiwanya yang hanya separuh
dapat sewaktu-waktu menjadi lumpuh, tak dapat mengendalikan rindu yang cepat tumbuh

Hilangmu seperti tangis bayi di malam hari
ketakutan, menjadikan segenap rasaku pun turut meningkatkan kewaspadaan
setelah kau murca, aku tak lagi harap kau mengusik diriku berada
tapi hantu bayangmu yang bergentayangan menjadikan aku ketakutan

Aku nikmati dengan rasa cintamu yang tidak pernah mati
tetap terjaga dan ku pertahankan hingga kapan aku kembali menemukan
biar saja, ada usik bayangmu dalam hidupku
mewarnai hilang yang tak pernah terbayang
aku menikmati, rindumu, bayangmu, kenangmu dan segala tentangmu


D.20.8.20