Lembaga apa yang tidak melakukan suksesi? Tidak ada. Bahkan di masyarakat yang tidak terstruktur dengan baik, suksesi terjadi begitu alamiah. Suksesi merupakan kejadian wajar di sekitar kehidupan manusia. Begitulah aku menafsirkannya.

Suksesi ini menjadi menarik karena adanya perang kepentingan. Dalam struktur masyarakat yang tertata dengan baik, kepentingan menjadi sebuah hal yang diperjuangkan. Meskipun, kepentingan tersebut hanya mengakomodasi kelompok kecil dalam sebuah masyarakat yang heterogen.

Suksesi hal yang paling dekat dengan kepemimpinan. Seorang pemimpin akan digantikan oleh pemimpin berikutnya, dari generasi ke generasi. Baik itu dengan sistem kerajaan atau dinasti maupun sistem demokrasi. Hal yang paling dasar, manusia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri.

Suksesi bukan sebuah momok. Ia menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Secara sadar, bapak akan gantikan oleh anaknya. Konsep inilah yang kemudian menjadi dasar dari suksesi dalam struktur kedinastian.

Demokrasi mengisahkannya dengan berbeda. Suksesi diatur agar tidak dikapitalisasi oleh segelintir kelompok. Demokrasi menjadikan semua manusia memiliki hak yang sama untuk dipilih dan memilih. Suksesi diatur agar tidak menciptakan kondisi kesemrawutan.

Selamat datang dalam perhelatan akbar demokrasi di Indonesia. Hajat kedaulatan rakyat sedang dirayakan. Suksesi kepemimpinan ini menjadikan titik balik, apakah evaluasi kinerja dilakukan oleh rakyat sebagai sang pemilik kedaulatan? Ataukah memilih untuk memutihkan asumsi, lalu menghilang di tengah peradaban.

Selamat berpesta kawan!

(Agustus, 2023)